-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

TIGA bersaudara.TULI,BISU dan BUTA

Senin, Februari 08, 2021 | 2/08/2021 12:07:00 AM WIB Last Updated 2021-02-07T16:07:59Z

 

Bongi,seba,misi'








3 Bersaudara dari rano pannaran,

 satu buta,satu tuli,satu bisu... 

Tinggal satu rumah dengan penuh kesederhanaan dan hidup apa adanya... Tetapi rasa kepeduliannya sangat tinggi dengan orang disekitarnya.


Dari lembang rano pannaran,kecamatan makale selatan, kabupaten TANA TORAJA.

Hiduplah 3 orang bersaudara yakni MISI'(buta/tidak dapat melihat)  SEBA(mamang/tidak bisa bicara(bisu)  BONGI(TARU/tidak bisa mendengar)


Dalam kehidupan sehari-hari MISI',SEBA,BONGI mereka selalu hidup rukun meskipun dalam keadaan sederhana ,penuh kekurangan dan keterbatasan.


Setiap hari ke tiga bersaudara ini menjalani hidup seperti masyarakat pada umumnya. Meskipun mereka dalam keadaan terbatas akan tetapi mereka masih  bisa melakukan aktivitas rumah.



SEBA dan BONGI setiap hari mereka keluar dari rumah mencari kayu bakar di kebun yang tak jauh dari rumah kediaman mereka.

SEBA dan BONGI juga masih bisa mengelola kebun yang ada disekitar rumah mereka. Tanaman ubi singkong serta sayuran menjadi salah satu kesibukan yang mereka urusi setiap harinya

MISI' salah satu dari ke tiga bersaudara ini dimana beliau ini tidak dapat melihat(buta) setiap hari MISI' hanya diam dirumah dan tidak dapat beraktivitas seperti kedua saudaranya ini

Dikarenakan keterbatasan dan kekurangan yang dimilikinya.


Meskipun demikian, ke dua saudara MISI' yakni BONGI dan SEBA tak pernah membenci saudaranya itu karna tidak dapat melakukan aktivitas rumah.


Menurut keterangan keluarganya MISI' tidaklah buta semenjak dari lahir. Tapi karena sebuah penyakit yang di alami

Sehingga menyebabkan kebutaan.


Lain hal dengan SEBA dan BONGI ke dua bersaudara ini memang sudah tuli dan bisu semenjak dari lahir, namun BONGI dan SEBA dulu sempat menikah bahkan sudah mempunyai anak.


Menurut keluargaNya anak-anak BONGI dan SEBA ikut sama bapaknya.

Meskipun anak mereka ikut sama bapaknya,namun mereka masih sering datang mengunjungi ibu mereka, ujarnya.


Melihat keterbatasan mereka,meskipun mereka memiliki kekurangan dan keterbatasan layaknya seperti manusia normal

Namun mereka tetap menjalani hidup dengan penuh kepedulian terhadap sesamanya.


Mejadi pelajaran bagi kita, sekalipun kita dalam kesusahan dalam keterbatasan

Tapi belajarlah untuk selalu mensyukuri lehidupan yang masih di karuniakan oleh TUHAN sang pencipta kita.




Tidak ada komentar:

×
Berita Terbaru Update