-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Solusi Untuk Judi Adu Kerbau Dan Sabung Ayam || Bulangan Londong

Jumat, Desember 03, 2021 | 12/03/2021 05:19:00 PM WIB Last Updated 2021-12-03T09:19:46Z

 

Gabar: Adu Kerbau


Penikmattkopi.blogspot.com, Menyikapi Masalah Judi Adu Kerbau Dan Sabung Ayam (BULANGAN LONDONG)


Terkait sering terjadi perjudian  di Tana Toraja ketika ada pesta besar, terutama jika acara rambu solo'.


Mak pasilaga tedong (adu kerbau) dan Massaung(sabung ayam) sering kali memghiasi acara pesta-pesta di tana tana toraja khususnya.


Kejadian seperti itu memanglah sangat sulit untuk di hindari, karena sudah merupakan salah satu adat istiadat yang ada di toraja.


Mak pasilaga tedong dan massaung sudah menjadi tradisi nenek moyang turun temurun yang biasa disebut BULANGAN LONDONG.


Nmun di jaman moderen seperti ini, Bulangan Londong sudah sering di saah gunakan, salah satunya menjadi LADANG JUDI.



Saran Untuk Pemda dan Lembaga Adat Agar Sabung Ayam dan Arena Tedong Petarung di Legalkan [Lokalisasi] atau dibuatkan Stadiun supaya ada Quality Control soalnya selama ini sangat Meresahkan dan Merusak tatanan Moral dan Sosial Generasi Penerus Toraja dan NKRI. 


Saya pribadi merasa miris dan melihat judi Sabung Ayam selama ini,  saya tdk pernah menginjakkan kaki di lokasi sabung ayam apalagi mau ikut terlibat,  namum kejadian Viral kemarin membuat saya ikut berkomentar dan menuliskan sedikit goresan yang mungkin bisa diambil menjadi barometer dalam membentengi Generasi Muda Penerus pembangunan Toraja ke depan. 


Ibarat buah simalakama, maju mundur atas bawah depan belakang pasti sulit baik bagi aparat,  maupun penegak hukum lainnya,  disisi lain saya melihat salalu saja ada backup dari para pejabat dan pemegang kekuasaan. 


Sebenarnya jika mereview dan flasback jauh ke zaman dahulu, Bulangan Londong sembangan suke Baratu (Barata), pada Ritual Mebaratu atau disumparan bulan disondongan Bintoen dilaksanakan diantara Aluk pia dan aluk rante pada ritual katongkongan Sangulele dilaksanakan bersamaan dengan mangrara sampin, artinya dilaksanakan diahir dari semua ritual pada Aluk rambu solo' krn mangrara sampin sendiri merupakan ritual penyucian kembali semua benda pusaka yg dipakai dalam ritual rambu solo'.   [ Sumber Postingan Sam Barumbun]


 Bulangan Londong [ Tanpa Judi dalam Arti yg sesungguhnya itu pun tidak semua Kasta atau Kalangan bisa melakukan Ritual Tersebut ] adalah ritual sakral dan tidak semua kalangan itu bisa melaksanakannya dalam ritual prosesi rambu solo' sapu randanan, sebagai hiburan  ketika zaman itu tingkat jumlah MT sudah punya ketentuan dan bahkan ada korban sakral karena biasa mengorbankan nyawa manusia,  seiring dengan perkembangan zaman dan masuknya penjajahan Kolonial Belanda dan adanya Pekabangan Injil Masuk Toraja saat itu akhirnya mulai di tinggalkan karena tidak sesuai dengan Ajaran  KeKristenan dan HAM. 


Dan setelah itu prosesi yang mengorbankan Manusia itu pun di ganti dengan Hewan Lainnya seperti,  Rusa,  Sapi, Kuda, Tedong Balian,  dll. 


Terlepas dari hal demikian alangkah bijaksana jika Lembaga Adat,  Bersama Pemda, Aparat Pemerintah [ TNI, Polri, Kejaksaan],Tokoh Pemuda,  Tokoh Agama,  LSM/NGO,  dan Tokoh2 Adat lainnya untuk duduk bersama membicarakan atau dalam sebuah Forum KOMBONGAN dan disiarkan secara live streaming agar semua bisa mengakses,  mengenai bagaimana point2 dan hasil dari KOMBONGAN Kalua terkait dengan Bulangan Londong/MT pada Prosesi Rambu Solo'. 


Saran saya jika perlu Sabung Ayam kita Legalitas kan saja,  mengapa demikian jika hal ini dibiarkan terus menerus maka akan selalu seperti hal kemarin dan akan memakan korban dan akan semakin merusak tatanan dan Masa Depan Generasi Muda Penerus Toraja. 


Coba kita lihat dari zaman Belanda... Semua umur ikut terlibat dan menikmati atraksi ini sekalipun sebenarnya kalau mau ditelusuri lebih jauh ada banyak berkaitan dengan budaya yang tdk sesuai dengan Zaman Millenial ini,  mulai dari Anak PAUD,  TK,  SD,  SMP,  SMA hingga ABG kaum Gadis ikut melihat baik secara langsung maupun tdk,  dan hal itu sebagai sumber malapetaka bagi kaum Generasi Penerus Toraja. Lingkungan yang Rusak. 


Saya kaum Milenial yang melihat Toraja harus punya Barometer/Master Plan Jangkah Panjang dan ini menjadi Tanggung Jawab Angota Dewan Yang Terhormat untuk Menyusun Draf Kombongan Kalua' bersama Tokoh2 Agama dan Seluruh Pemangkuh Kepentingan yang nantinya akan menjadi Perda terkait beberapa aktivitas Budaya mana yang penting,  mendesak untuk di buatkan Perda,  mana Perlu di hilangkan. 


Mengapa Penting dan Perlu di adanya LEGALITAS [ Perda]  dan LOKALISASI Sabung Ayam ataupun Arena Tedong Silaga??? 


1. Adanya Quality Control terhadap Generasi dibawah Umur tdk bisa mengakses Sabung Ayam atau umur di batasi. Persoalannya kan selama ini semua umur bisa akses. 


2. Bikinkan Saja Stadion atau Arena yang Paten dan Itu bisa menjadi salah satu Saya Tarik Wisata Baru dengan Memberlakukan Protap dan Protokol Kesehatan standar Covid19. 


3. Lembaga Gereja dan Agama tdk Berhak Ikut Campur dalam Hal lokalisasi, tapi punya Tanggung Jawab untuk terus mengabarkan kebenaran,  dan majelis Gereja atau Pendeta dilarang masuk Arena Lokalisasi Tersebut, Kecuali untuk Pelayanan , Mengapa demikian karena selama 1 Abad Lebih adanya Gereja Toraja atau lainnya to juga bisa menyadarkan Orang untuk tidak ke tempat Sabung Ayam dan itu menjadi Duri dalam dalam daging. 


4. Yang Masuk Lokalisasi Sabung Ayam dan Arena  Kerbau diatas Umur 21 Tahun,  punya Uang,  Menitipkan KTP,  dan Bebas Sajam,  Narkoba dsb. 


5. Akses Sabung Ayam dan Tedong Silaga masuk 1 Pintu untuk Petarung,  artinya jika ada Rambu Solo tetap melaksakan adu kerbau tapi tdk ada judi di lokasi Rambu Solo' karena sebenarnya awalnya memang tdk pernah ada Judi hanya sebagai Hiburan semata.  Jika mau berjudi ya silakan di Lokalisasi yang sudah di siapkan dan itu berkaitan dengan Proyek Pariwisata Baru untuk sumber PAD yang di kelola secara Profesional dan Transparan. Artinya Event ini hanya berlangsung saat ada Prosesi Rambu Solo' yang di kemas dalam sebuah Event yg di matangkan jauh jauh hari sebelumnya. 


Kalau dibilang Uang Haram ya tergantung lagi hahaha. Kita harus banyak belajar dari daerah lain,  dan negara lain yang sukses menjadikan hal hal demikian sebagai income atau pendapatan Devisa Daerah atau negara. 


6. Stadiun Lokalisasi Tedong Silaga atau Sabung Ayam itu dibuat profesional lengkap CCTV dan Protokol Keamanan yg Ketat,  jauh dari pungli,  punya standar tiketing yang bisa di akses oleh semua kalangan mulai dari Ekonomi,  Reguler,  VIP dan VVIP. 


7. Haruslah punya Retribusi dan pemasukan serta pajak haruslah di kelola oleh BUMD yang diisi oleh orang orang Profesional dan update berkala lewat Aplikasi Mobile yang diakses semua orang. PAD bisa di dapatkan dari Tiketing, parkir,  F & B Hall,  Souvenir,  Marchandise,  Pasar Seni,  Pajak,  Iklan dll


8. Seluruh Majelis atau Tokoh Tokoh Agama,  Anak Sekolah dan Anak Dibawah Umur, dilarang Keras Masuk Arena Tersebut kecuali untuk urusan Studi Banding maupun Pelayanan. 


9. Jika tidak dilakukan seperti ini maka selamanya Sabung Ayam dan Tedong Silaga akan tdk bisa kita Kontrol dan akan semakin merusak Generasi Muda Toraja. 


Kalau ada Pihak Gereja yang tidak setuju coba kasih kasih Solusi yang Kongkrit dan Bagus.  Kan GT udah 100 Tahun lebih kemana aja selama ini????  Bukankah dalam dalam tubuh organisasi gereja juga banyak masalah????  Saya kasih contoh  Kasus Kompor Hemat Energy BPS udah hampir 10 Tahun... Itu kan pasti Ulah Iblis atau setan sekalipun itu Oknum.  Kan biar Pendeta atau Majelis tidak ada yang sempurna karena Kesempurnaan hanya Milik Allah. 


Bagaimana Pendapat Kita semua???


Tentu ini akan pro dan kontra ada suka ada yg tidak suka,  tapi ini pandangan pribadi saya,  bagaimana tanggapan dan masukan dari kita semua???


Setelah hampir 12 jam Postingan saya ada ragam Komentar tdk sedikit yang mendukung ada juga yang netral bahkan ada juga yang menghujat dan Menghina,  pada hal saya menulis ini tentu ada bbrapa kesimpulan yg saya bisa tarik,  salah satunya saya ingin mengetahui sejauh mana isi dan arah pikiran dan pengetahuan tentang bUdaya Toraja,  Kaitan dgn Agama,  sosial dan hubungan Masyarakat Toraja masa lampau dan masa kini. 


Jangan lihat fokus jadinya tapi ini hal yg universal intinya jika memang bisa di berantas ya berantas dengan Tegas,  jangan ada Judi kalau memang itu bertentangan dan tidak sesuai dengan budaya, 


Permasalahannya adalah Budaya Bergeser karena ISITAS dan itu karena adanya Prosesi Rambu Solo' yang menjadi Ajang Aduh Gengsi,  Pencarian Kedudukan,  sudah sangat melenceng dari Firman Tuhan,  prosesi yang sakral sebagai penghormatan terakhir kepada Almarhum atau kerabat yang meninggal menjadi ajang Pesta Pora karena memperlihatkan Isitas bukan pada Esensi Budaya itu sendiri,  pada hal karena terjerumus dalam Politik Praktis Pamuntu/Kurin


Gajah pelupuk Mata tidak kelihatan sedangkan Talla Manuk di telinga sodara terlihat dengan Jelas. 


 Yuk bErkebun Stop Berdebat yakara tu judi sabung ayam ladipatana Kurin. 



Sumber:Hasril Sibala

Editor : Admin


Tidak ada komentar:

×
Berita Terbaru Update